No pain no gain
Rabu, 28 Juli 2010
fighting spirit
Let's take a closer look at the meaning of the word "Tae" "Kwon" "Do." It is composed of three parts as shown in the English spelling, though it is one word in Korean. "Tae" means "foot," "leg," or "to step on"; "Kwon" means "fist," or "fight"; and "Do" means the "way" or "discipline." If we put these three parts together, we can see two important concepts behind "Tae Kwon Do".
First, Taekwondo is the right way of using Tae and Kwon 'fists and feet,' or all the parts of the body that are represented by fists and feet. Second, it is a way to control or calm down fights and keep the peace. This concept comes from the meaning of Tae Kwon 'to put fists under control' [or 'to step on fists']. Thus Taekwondo means "the right way of using all parts of the body to stop fights and help to build a better and more peaceful world."
Taekwondo has been developing with the 5000-year long history of Korea, being called by several different names in the course. In Korea, Taekwondo began as a defense martial art called "Subak" or "Taekkyon," and developed as a way of training body and mind in the ancient kingdom of Koguryo, under the name of "Sunbae." In the Shilla period, it had become the backbone of Hwarangdo that aimed at producing leaders of the country.
Taekwondo today is similar to the martial arts in other Oriental countries and shares some features with them, because in the course of its evolution it has gained many different styles that existed in the martial arts of the countries surrounding Korea, like Japan and China.
But Taekwondo is very different from many such oriental martial arts. First, physically it is very dynamic with active movements that include a mirage of foot skills. Second, the principle physical movements are in simpatico with that of the mind and life as a whole. Third, it possesses dynamic poses from another perspective.
Taekwondo can be characterized by unity: the unity of body, mind, and life, and the unity of the pose ["poomsae"] and confrontation, and cracking down. When you do Taekwondo, you should make your mind peaceful and synchronize your mind with your movements, and extend this harmony to your life and society. This is how in Taekwondo the principle of physical movements, the principle of mind training, and the principle of life become one and the same. On the other hand, the right poomsae lead to the right confrontation, which will eventually produce great destructive power.
How come we reach such a unity in Taekwondo? Taekwondo is a way of life, much like having a job, raising a family, fighting for a cause, or any one of numerous raison d'etre. What makes Taekwondo different from these is that it is an activity for survival in extremely antagonistic situations. One must always overcome the enemy that is trying to cause harm. But simply winning a fight is not enough to guarantee one's safety, because the enemy may recuperate and attack again. Moreover, there may be many other enemies than the one that was just defeated. One cannot ever feel safe unless one gains permanent peace. To attain this permanent or lasting peace, one needs unity. This is what Taekwondo aim for. Otherwise Taekwondo would be no different from any other street-fighting skills.
Taekwondo pursues harmonious growth and improvements of life through its unique activities. This is why one could say Taekwondo is a way of life. To ultimately enable ourselves to lead more valuable lives, we would do well by finding the guiding principles deeply hidden in Taekwondo.
function openPrint() {
prPop = window.open('about:blank','prPop','top=0, left=0, toolbar=yes, scrollbars=yes, width=800,height=600');
document.toPrint.target='prPop';
document.toPrint.submit();
}
Sistem Ekskresi ( Ginjal dan Struktur Ginjal)
Zat-zat sisa metabolisme merupakan zat sampah yang harus dibuang
dari tubuh. Zat-zat itu antara lain:
1. urin dikeluarkan oleh ginjal,
2. keringat dikeluarkan oleh kelenjar keringat melalui kulit,
3. karbon dioksida dikeluarkan oleh paru-paru, dan
4. empedu dikeluarkan oleh hati.
1. Ginjal
Organ ginjal merupakan alat ekskresi utama pada tubuh kita.
A. Struktur Ginjal
Ginjal
merupakan organ yang berbentuk seperti kacang merah. Pada manusia, ginjal berukur-an sebesar kepalan tangan, yaitu berukuran panjang 10 sampa 12 cm, lebar 5– 6 cm, dan tebal 3 – 4 cm dengan berat sekitar 140 gram. Pada potongan melintang ginjal, terlihat bagian-bagian yang berbeda. Bagian-bagian tersebut dari luar kedalam adalah korteks, medula, dan pelvis. Pada bagian korteks dan medula ginjal terdapat sekitar 1 juta nefron. Nefron merupakan satuan struktur dan fungsional paling kecil dari ginjal. Nefron ini berfungsi sebagai alat penyaring.
Nefron berbentuk seperti cacing berkepala besar dengan tubuh bagaikan elang yang berkelok-kelok. Pada bagian kepala terdapat saringan halus yang hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu saja. Sel darah dan protein darah tidak dapat melewati saringan ini karena ukurannya lebih besar. Susunan nefron terdiri atas bagian-bagian berikut.
Gambar Nefron ginjal
1) Badan malphigi, yang meliputi kapsul Bowman dan glomerulus.
2) Tubulus kontortus yang meliputi tubulus proksimal, Henle, dan tubulus distal.
Sebagian tubulus berbentuk berkelok-kelok, dan sebagian lurus. Bagian pertama tubulus berkelok-kelok yang disebut dengan tubulus proksimal. Setelah itu terdapat lengkung Henle. Tubula berkelok-kelok lagi sebagai kelokan yang kedua yang disebut tubula distal kemudian bersambung dengan tubula penampung yang melintasi korteks dan medula. Masing-masing nefron terdiri atas badan malpighi. Pada malpighi ini terdapat bagian yang disebut kapsula Bowman yang berbentuk mangkuk dan di dalamnya terdapat glomerus. Di dalam glomerulus ini terdapat kapiler-kapiler darah.
Gambar Struktur Ginjal
B. Fungsi Ginjal
Sebagai salah satu alat ekskresi, peran ginjal sangat penting dan tak dapat digantikan oleh organ lain. Jika seseorang mengalami disfungi ginjal, maka ia harus menggunakan alat pengganti untuk menjalankan fungsinya, yaitu dengan melakukan transplantasi (pencangkokan) ginjal yang baru. Jika tidak, maka orang itu harus menjalani cuci darah seumur hidup. Dengan demikian kita harus berusaha menjaga organ ini agar tidak mengalami kerusakan (gangguan).
Dalam tubuh kita, ginjal berfungsi sebagai berikut.
1)Menyaring/Membersihkan
Darah Bagian ginjal yang menjalankan fungsi ini adalah nefron. Tanpa ginjal, maka seseorang akan mati sebab tubuh nya diracuni oleh kotoran yang dihasil kan tubuhnya sendiri.
2)Mengatur Volume Darah
Darah dapat mengatur jumlah cairan yang terlarut dalam darah sehingga volume dipertahankan untuk selalu seimbang di dalam tubuh. Tanpa kontrol dari ginjal ini, maka kemungkinan terburuk dalam tubuh akan terjadi, yaitu tubuh menjadi kering karena kekurangan cairan tubuh atau tubuh tenggelam karena kebanjiran akibat cairan dalam tubuh menumpuk tak terbuang.
3)Mendaur Ulang Air, Mineral, Glukosa, dan Gizi
Ginjal akan mempertahankan zat-zat penting yang ikut masuk ke dalam nefron bersama cairan darah, lalu mengembalikannya ke peredaran darah. Tapi ginjal tidak menyerap kembali zat-zat ini jika jumlahnya berlebih dalam darah.
4)Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia Darah
Salah satu contoh fungsi pengatur ini adalah mengatur kadar garam dalam darah. Garam cenderung mengikat air sehingga jika kadar dalam gula darah berlebih mengakibatkan penumpukan cairan yang berlebihan dalam darah dan rongga sela antarsel tubuh. Jika demikian, maka anggota tubuh seperti wajah, tangan, dan kaki akan membengkak. Akibat lain yaitu memperberat tugas jantung dalam memompa darah karena adanya cairan dalam darah tersebut. Berdasarkan alasan itu maka ginjal akan mengeluarkan kadar garam yang berlebih dalam darah agar seimbang kembali.
Ginjal juga mengatur kadar kalium dalam darah. Apabila kadar kalium dalam darah berkurang, maka ginjal akan menyerap kembali kalium tersebut. Sebaliknya, jika jumlah kalium berlebih ginjal akan membuangnya. Zat lain yang perlu dijaga keseimbangannya adalah urea yang merupakan limbah pencernaan protein, karena urea yang berlebih dapat mengakibatkan keracunan yang disebut penyakit uremia.
5)Menjaga Darah agar Tidak Terlalu Asam
Ginjal berperan dalam menjaga pH darah agar tidak terlalu asam.
6)Penghasil Hormon
Hormon yang dihasilkan adalah hormon eritroprotein yang berfungsi untuk merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang.
C. Proses Pembentukan Urin
Sebagai alat ekskresi, ginjal berperan dalam proses pembentukan urin. Pembentukan urin melalui serangkaian proses yang panjang dan tahap-tahap tertentu, yaitu sebagai berikut.
1)Filtrasi
Pada tahap ini, terjadi penyaringan zat beracun yang terjadi di badan malpighi. Pada badan malpighi ini, kapsul Bowman menyaring zat-zat dari darah yang ada di glomerulus. Darah itu masih banyak mengandung air, garam, gula, urea, dan lain-lain. Setelah mengalami penyaringan, terbentuklah filtrat glomerulus. Filtrat ini disebut urin primer. Di dalam urin primer ini masih terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini antara lain glukosa, garam-garam urea, asam amino, asam urat, kecuali protein tidak ditemukan di sini. Sebanyak 99% filtrat glomerulus ini nantinya masih akan diserap kembali.
2)Reabsorbsi
Urin primer dari glomerulus selanjutnya dialirkan menuju tubulus proksimal. Di sini, urin primer ini mengalami penyerapan kembali zat-zat yang masih digunakan oleh tubuh, antara lain glukosa, asam amino, dan air. Zat-zat yang diserap kembali akan dikembalikan ke dalam darah melewati kapiler darah di sekitar tubulus, juga terjadi penyerapan natrium di lengkung Henle, sisanya akan membentuk urin sekunder. Di dalam urin sekunder tidak terdapat zat yang berguna. Di sini ditemukan kadar urea yang tinggi.
3)Augmentasi
Urin sekunder yang telah terbentuk kemudian dialirkan ke dalam tubulus distal. Di sini terjadi proses augmentasi, yaitu penyerapan air dan penambahan zat-zat seperti ion H+ , K+ , kreatinin dan urea dalam urin sehingga urin hanya berisi zat-zat yang benar-benar sudah tidak berguna lagi. Melalui proses augmentasi inilah akan terbentuk urin yang sesungguhnya. Urin ini akan dikumpulkan melalui pembuluh pengumpul ke rongga ginjal kemudian dialirkan ke kandung kencing atau vesika urinaria, melalui saluran ureter. Di dalam kandung kencing, urin mengalami penampungan sementara di sana. Setelah itu, urin akan dikeluarkan melewati saluran uretra menuju lubang seni.
Kadang-kadang ditemukan kasus pada urin seseorang terkandung protein. Jika hal demikian terjadi, bagian manakah dari ginjal yang tidak dapat berfungsi dengan baik? Sudah dijelaskan di atas bahwa protein tidak berada pada urin primer sehingga ketika terjadi penyaringan pada kapsul Bowman, bagian glomerulus tidak berfungsi dengan baik. Setiap hari sekitar 1700 liter darah masuk ke ginjal. Dari volume darah itu, menyebabkan cairan masuk pada nefron kurang lebih 170 liter. Dari 170 liter cairan itu, sebesar 168,3 liter di antaranya diserap kembali oleh ginjal, sedangkan sisanya sebanyak 1,7 liter akan dikeluarkan dalam bentuk urin.
D. Komposisi Urin
Urin merupakan zat buangan sisa metabolisme. Zat-zat yang terkandung di dalam urin antara lain seperti berikut :
1)Ureum
Ureum merupakan hasil akhir dari metabolisme protein. Ureum berasal asam amino yang tidak mengandung asam amoniak lagi, karena amoniaknya sudah dipindahkan ke hati. Ureum disekresikan rata-rata 30 gram per hari.
2)Kreatin
Kreatin merupakan zat hasil buangan dari otot.
3)Asam urat
Asam urat memiliki kadar normal dalam darah kurang lebih 2–3 mg setiap 100 cc. Dari jumlah asam urat di atas sekitar 1,5–2 mg akan dikeluarkan melalui urin setiap hari.
4)Natrium klorida (garam dapur)
Garam seperti natrium dan kalium klorida masuk ke dalam tubuh melalui makanan, untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut maka zat ini akan dikeluarkan melalui urin.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Urin
Urin terbentuk di dalam tubuh untuk membuang sisa-sisa zat metabolisme yang tidak berguna. Namun demikian, pembentukan urin sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik bagian eksternal maupun internal, antara lain seperti berikut. 1)Jumlah air yang diminum Semakin banyak air yang diminum jumlah urin semakin banyak. Apabila banyak air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah sedikit, sehingga pembuangan air jumlahnya lebih banyak dan air kencing akan terlihat bening dan encer. Sebaliknya apabila sedikit air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan banyak sehingga pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna lebih kuning .
2)Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah
Supaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak konsumsi garam maka pengeluaran urin semakin banyak.
3)Konsentrasi hormon insulin
Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan urin. Kasus ini terjadi pada orang yang menderita kencing manis.
4)Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak.
5)Suhu lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
6)Gejolak emosi dan stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.
7)Minuman alkohol dan kafein
Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika. Seseorang yang banyak minum alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akan meningkat.
f.Kelainan pada Ginjal
Pada uraian di depan telah dijelaskan bahwa ekskresi penting dilakukan oleh tubuh kita. Akan tetapi, akibat faktor-faktor tertentu, proses ekskresi pada ginjal dapat mengalami gangguan.
Ginjal (Kidney)
Beberapa jenis gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi adalah sebagai berikut.
1)Diabetes Melitus
Pada penderita ini, dalam urinnya mengandung gula. Di dalam tubuh penderita diabetes melitus, terdapat kadar hormon insulin yang menurun. Akibat berkurangnya hormon insulin, maka darah akan banyak mengandung glukosa. Glukosa dalam darah yang berlebihan tidak semuanya mampu direabsorbsi sehingga masih ikut bersama urine.
2)Diabetes Inspidus
Penyakit ini disebabkan karena jumlah ADH dalam tubuh seseorang menurun. Coba ingat kembali fungsi ADH yang sudah dijelaskan di depan! Penderita penyakit ini akan sering buang air kecil, bisa mencapai 20 - 30 kali lebih banyak dari orang sehat.
3)Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk dari kalsium dan asam urat. Pemicu penyakit ini antara lain karena sedikit minum dan sering menahan kencing, sehingga zat tersebut akan mengendap. Selain itu, penyakit batu ginjal juga dapat disebabkan akibat kelainan dalam metabolisme tubuh. Batu ginjal ini biasanya berada di dalam ginjal atau kandung kencing.
4)Albuminuria
Penyakit ini disebabkan akibat adanya kerusakan alat-alat filtrasi pada ginjal, sehingga urin masih mengandung senyawa albumin atau protein.
5)Anuria
Anuria merupakan penyakit akibat adanya kerusakan pada glomerulus. Coba jelaskan, apa yang terjadi jika glomerulus rusak? Ingat kembali fungsi glomerulus! Oleh karenanya, urin tidak dapat diproduksi.
6)Nefritis
Penyakit nefritis disebabkan adanya infeksi bakteri tertentu pada glomerulus, akibatnya glomerulus akan mengalami gangguan. Pada keadaan ini, filtrat banyak mengandung protein, sehingga urin masih mengandung protein. Selain itu, ureum yang seharusnya terbuang, akan masuk kembali ke dalam darah dan akibatnya penyerapan air terganggu. Akhirnya, air akan tertimbun pada kaki sehingga menyebabkan kaki membengkak yang disebut edema. Apabila terjadi kelainan pada ginjal yang menyebabkan disfungsi ginjal atau gagal ginjal maka seseorang harus menjalani cangkok ginjal atau melakukan cuci darah di samping merupakan upaya untuk mengganti fungsi ginjal.